Entri Populer

Kamis, 23 Desember 2010

Jalan Menuju Kebahagiaan

Jalan Menuju Kebahagiaan
Penulis: Al Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al-Atsariyyah


   Banyak cara dilakukan manusia utk meraih kebahagiaan. Sebagian mereka beranggapan bahwa kebahagiaan bisa diraih dgn banyak harta kedudukan yg terpandang dan popularitas yg pantang surut. tdk heran bila manusia berlomba-lomba mendapatkan itu semua termasuk dgn menggunakan segala cara. Lantas apakah bila seseorang sudah menjadi kaya raya terpandang dan terkenal otomatis menjadi orang yg selalu bahagia? Ternyata tidak! Kalau begitu bagaimana cara meraih kebahagiaan yg benar?
Mungkin anda termasuk satu dari sekian orang yg tengah berupaya mencari cara utk mencapai kebahagiaan dan ketenangan hidup. Sehingga anda sibuk membolak-balik majalah tabloid dan semisal atau mendatangi orang yg berpengalaman utk mencari kiat-kiat hidup bahagia. Mungkin kiat sudah anda dapatkan namun ketika dipraktekkan kebahagiaan dan ketenangan itu tdk kunjung datang. Sementara kebahagiaan dan ketenangan hidup merupakan salah satu kebutuhan penting apalagi bila kehidupan selalu dibelit dan didera dgn permasalahan kesedihan dan kegundah gulanaan akan semakin terasalah butuh kebahagian atau paling tdk ketenangan dan kelapangan hati ketika menghadapi segala masalah.
Seperti semua orang hampir sepakat bahwa bahagia tdk sepenuh diperoleh dgn harta dan kekayaan krn berapa banyak orang yg hidup bergelimang harta namun mereka tdk bahagia. Terkadang malah mereka belajar tentang kebahagiaan dari orang yg tdk berpunya.
Sebenar kebahagiaan hidup yg hakiki dan ketenangan hanya didapatkan dlm agama Islam yg mulia ini. Sehingga yg dapat hidup bahagia dlm arti yg sebenar hanyalah orang2 yg berpegang teguh dgn agama ini. Ada beberapa cara yg diajarkan agama ini utk dapat mencapai hidup bahagia di antara disebutkan oleh Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah dlm kitab Al-Wasailul Mufidah lil Hayatis Sa‘idah:
1. Beriman dan beramal shalih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَياَةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ ماَ كَانُوا يَعْمَلُوْنَ
“Siapa yg beramal shalih baik laki2 ataupun perempuan dlm keadaan ia beriman mk Kami akan memberikan kepada kehidupan yg baik dan Kami akan membalas mereka dgn pahala yg lbh baik daripada apa yg mereka amalkan.”
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ini adl janji dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada orang yg beramal shalih yaitu amalan yg mengikuti Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan disyariatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala baik dari kalangan laki2 maupun perempuan dari keturunan Adam sementara hati beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji utk memberikan kehidupan yg baik bagi di dunia dan membalas di akhirat dgn pahala yg lbh baik daripada amalannya. Kehidupan yg baik mencakup seluruh kesenangan dari berbagai sisi. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma dan sekelompok ulama bahwa mereka menafsirkan kehidupan yg baik dgn rezki yg halal lagi baik sementara Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu menafsirkan dgn sifat qana’ah demikian pula yg dikatakan Ibnu ‘Abbas ‘Ikrimah dan Wahb bin Munabbih. Berkata ‘Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas: “Sesunggguh kehidupan yg baik itu adl kebahagiaan.” Al-Hasan Mujahid dan Qatadah berkata: “Tidak ada bagi seorang pun kehidupan yg baik kecuali di surga.” Sedangkan Adh-Dhahhak mengatakan: “Ia adl rizki yg halal dan ibadah di dunia serta beramal ketaatan dan lapang dada utk taat.” Yang benar dlm hal ini adl kehidupan yg baik mencakup seluruh perkara tersebut.”
2. Banyak mengingat Allah krn dgn dzikir kepada-Nya akan diperoleh kelapangan dan ketenangan yg berarti akan hilang kegelisahan dan kegundah gulanaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبِ
“Ketahuilah dgn mengingat kepada Allah akan tenang hati itu.”
3. Bersandar kepada Allah dan tawakkal pada-Nya yakin dan percaya kepada-Nya dan bersemangat utk meraih keutamaan-Nya. Dengan cara seperti ini seorang hamba akan memiliki kekuatan jiwa dan tdk mudah putus asa serta gundah gulana. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Siapa yg bertawakkal kepada Allah mk Allah akan mencukupinya.”
4. Berbuat baik kepada makhluk dlm bentuk ucapan maupun perbuatan dgn ikhlas kepada Allah dan mengharapkan pahala-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لاَ خَيْرَ فِي كَثِيْرٍ مِّنْ نَجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوْفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغآءَ مَرْضَاةِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ أَجْرًا عَظِيْماً
“Tidak ada kebaikan dlm kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yg menyuruh utk bersedekah atau berbuat kebaikan dan ketaatan atau memperbaiki hubungan di antara manusia. Barangsiapa melakukan hal itu krn mengharapkan keridhaan Allah niscaya kelak Kami akan berikan pada pahala yg besar.”
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata menafsirkan ayat di atas: “Yakni tdk ada kebaikan dlm kebanyakan pembicaraan di antara manusia dan tentu jika tdk ada kebaikan mk bisa jadi yg ada adl ucapan tdk berfaedah seperti berlebih-lebihan dlm pembicaraan yg mubah atau bisa jadi kejelekan dan kemudlaratan semata-mata seperti ucapan yg diharamkan dgn seluruh jenisnya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengecualikan: “Kecuali bisikan-bisikan dari orang yg menyuruh utk bersedekah” dari harta ataupun ilmu atau sesuatu yg bermanfaat bahkan bisa jadi masuk pula di sini ibadah-ibadah seperti bertasbih bertahmid dan semisal sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguh tiap tasbih adl sedekah tiap takbir adl sedekah dan tiap tahlil adl sedekah. Demikian pula amar ma‘ruf merupakan sedekah nahi mungkar adl sedekah dan dlm kemaluan salah seorang dari kalian ada sedekah .”
5. Menyibukkan diri dgn mempelajari ilmu yg bermanfaat.
6. Mencurahkan perhatian dgn apa yg sedang dihadapi disertai permintaan tolong kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa banyak berangan-angan utk masa yg akan datang krn akan berbuah kegelisahan disebabkan takut/ khawatir menghadapi masa depan dan juga tanpa terus meratapi kegagalan dan kepahitan masa lalu krn apa yg telah berlalu tdk mungkin dapat dikembalikan dan diraih. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجزْ، وَإِذَا أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَل الشَّيْطَانِ
“Bersemangatlah utk memperoleh apa yg bermanfaat bagimu dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah lemah. Bila menimpamu sesuatu janganlah engkau berkata: “Seandai aku melakukan ini niscaya akan begini dan begitu” akan tetapi katakanlah: “Allah telah menetapkan dan apa yg Dia inginkan Dia akan lakukan” krn sesungguh kalimat ‘seandainya’ itu membuka amalan syaithan.”
7. Senantiasa mengingat dan menyebut ni’mat yg telah diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala baik ni’mat lahir maupun batin. Dengan melakukan hal ini seorang hamba terdorong utk selalu bersyukur kepada-Nya sampaipun saat ia ditimpa sakit atau berbagai musibah lainnya. Karena bila ia membandingkan keni’matan yg Allah Subhanahu wa Ta’ala limpahkan pada dgn musibah yg menimpa sungguh musibah itu terlalu kecil. Bahkan musibah itu sendiri bila dihadapi dgnsabar dan ridha merupakan keni’matan krn dengan dosa-dosa akan diampuni dan pahala yg besar pun menanti.
8. Selalu melihat orang yg di bawah dari sisi kehidupan dunia misal dlm masalah rezki krn dgn begitu kita tdk akan meremehkan ni’mat Allah yg diberikan-Nya kepada kita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah orang yg di bawah kalian dan jangan melihat orang yg di atas kalian krn dgn lbh pantas utk kalian tdk meremehkan ni’mat Allah yg dilimpahkan-Nya kepada kalian.”
9. Ketika melakukan sesuatu utk manusia jangan mengharapkan ucapan terima kasih ataupun balasan dari mereka namun berharaplah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga engkau tdk peduli mereka mau berterima kasih atau tdk dgn apa yg telah engkau lakukan sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang ucapan hamba-hamba-Nya yg khusus:
إِنَّماَ نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللهِ لاَ نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزآءً وَلاَ شُكُوْراً
“Kami memberi makan kepada kalian hanyalah krn mengharap wajah Allah kami tdk menginginkan dari kalian balasan dan tdk pula ucapan terima kasih.”
Demikian beberapa hal yg bisa dilakukan utk mencapai ketenangan dan kebahagiaan hidup. Sebagai akhir teruntai doa kepada Rabbul ‘Izzah :
اللّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِيْنِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيْهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادِيْ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلَِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah perbaikilah bagiku agamaku yg agama ini merupakan penjagaan perkaraku dan perbaikilah bagiku duniaku yg aku hidup di dlm dan perbaikilah bagiku akhiratku yg merupakan tempat kembaliku dan jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku dlm seluruh kebaikan dan jadikanlah kematian sebagai peristirahatan bagiku dari seluruh kejelekan.”
Wallahu ta‘ala a‘lam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar